Ad Code

Responsive Advertisement

Refleksi; penderitaan masyarakat intan Jaya di tengah kebahagiaan Natal(2019)


A.       Gambar mungkin berisi: langit, awan, luar ruangan, alam dan air

Intan Jaya merupakan daerah yang diketahui aman dan  kondusif sejak ia berpisah dari kabupaten induk, Kabupaten Paniai pada tahun 2008. Dengan di sahkanya UU RI no 54 tahun 2008, maka sebagian wilayah distrik dari kabupaten Paniai menjadi kabupaten Intan jaya.  Kabupaten ini didiami oleh mayoritas Suku Moni namun terdapat suku-suku lain seperti suku Dani dan Ndauwa.
Menurut cerita para leluhur orang Dani dan Nduga yang berada di Kabupaten Intan Jaya awalnya berdatangan dari Ilaga (Sekarang menjadi Kabupaten Puncak) dan Ndugama dari Kabupaten Nduga. Sementara, Suku Moni tidak hanya ada di Kabupaten Intan Jaya, mereka tersebar pada berbagai wilayah di pegunungan tengah seiring perkembangan daerah di Tanah Papua. Orang-orang asal Suku Moni tersebar pada Kabupaten Nabire, Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai.
Perang suku umumnya merupakan konflik internal antar suku yang sering terjadi, namun pemerintah dapat mengatasinya dengan kerjasama antara beberapa pihak. Hampir setiap tahun masyarakat Intan Jaya mengalami masalah internal antar suku yang diakibatkan oleh perebutan harta benda dan hak kepemilikan. Selain masalah internal, juga disebabkan oleh masalah politik yakni pemilihan bupati (bentrok antarpendukung yang satu dengan lainnya)

Damaikan Konflik Dua Kelompok Warga, Bupati Intan Jaya Tanggung ...
foto: Suara papua

Hampir setiap tahun pemilihan bupati selalu terjadi perang politik antara lawan lawan politik. Pada tahun 2017 tejadi perang politik antara pendukung no urut 1 natalias tabuni dan jan kobogau terhadap pihak no urut 2 Julius Japugau dan Yunus Kelabetme. Yang pada akhirnya memakan korban namun pada akhirnya di menagkan oleh calon bupati no urut 1 setelah perselisihan yang sangat sengit.
 Kabupaten intan jaya terdiri dari 8 distrik.
Kode wilayah
Nama distrik
Ibu kota
Jumlah kampung
91.27.01
Sugapa
Sugapa
17
91.27.02
Homeyo
Pogapa
21
91.27.03
Wandae
Mbugulo
9
91.27.04
Biandoga
Bugalaga
16
91.27.05
Agisiga
Agisiga
I0
91.27.06
Hitadipa
Hitadipa
9
91.27.07
Ugimba
Ugimba
6
91.27.08
Tomosiga
Tomosiga
9
Total
8

97

Intan jaya adalah kabupaten baru yang cukup aman dan sedang berkembang. Tahun 2019 adalah tahun di mana semua orang di bumi sedang sibuk mempersiapkan natal, kami hanya duduk dan meneteskan air mata. Pada tanggal 13 desember 2019 pada pagi hari kira kira pukul 11: 00, 3 helipkoter milik TNI AD melayang di atas kepala masyarakat. Pada awalnya hal itu terdengar biasa saja, namun pasukan keamanaan Indonesia telah menurunkan beberapa pasukan secara diam diam tanpa sepengetahuan masyarakat dan unsur pemerintah tingkat kabuppaten di beberapa lokasi. Beberapa hari kemudian setiap hari mulai tanggal 15 kota sugapa  menjadi lahan operasi militer. Terjadi pendropan pasukan keamanan Indonesia yang sangat berlebihan tiap harinya. Kira kira 50 sampai 60 pasukan per hari yang di drop oleh mereka. Pendropan pasukan keamanan Indonesia tidak hanya di distrik sugapa tetapi juga di distrik homeyo dan distrik wandae.
Semenjak tanggal 13 desember kehidupan masyarakt menjadi sangat gelisah dan takut dengan kehadiran militer yang berlebihan. Ketika terjadi kontak senjata antara TNI/Brimob dan anggota OPM (organisai papua merdeka) pada tanggal 18 desember di sugapa. yang mengakibatkan satu orang anggota TNI/kopasus tertembak dan meniggal dunia.  Kedua belah pihak saling menyerang hingga rumah, pagar, kebun milik masyarakt sipil menjadi korban.  Perang antara TNI dan kelompok opm tersebut kini merupakan keduakalinya setelah yang pertama pada tahun 1980an. Pada tahun itu terjadi opersi militer yang membunuh lebih dari ratusan masyarakt di pugusiga yang sudah menjadi luka dan trauma yang sangat mendalam bagi mereka. Melihat situasi sekarang yang terjadi antara TNI dan OPM masyarakat intan jaya mulai di hantui oleh mimpi buruk pembantaian yang pernah terjadi di pugusiga. Kegiatan masyarakat hari demi hari di intai oleh ketakutan. Bagi mereka kehadiran militer selalu memberi dampak yang sangat buruk bagi mereka.
 Konflik senjata yang terjadi di beberapa wilayah di Papua menyebabkan puluhan ribu masyarakat mengungsi. Lembaga Bantuan Hukum (LBH)Papua mendesak agar negara ikut menangani pengungsi di wilayah Nduga, Intan Jaya, dan Tembagapura. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua mencatat hampir 40 ribu masyarakat sipil di Nduga, Intan Jaya, dan Tembagapura mengungsi sejak adanya konflik antara TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada 2018-2020 (anugrah-andriansyah, 2020). Kini nasib masyarakat tidak di perhatikan secara baik oleh pemeritah papua bahkan oleh pemerintah kabupatenya. Banyak nyawa masyarakat yang nyawanya hilang akibat mengungsi ke dalam huatan, tanpa adanya persediaan makanan dan atap yang melindungi mereka pada malam hari. Bahkan di Intan Jaya ada beberapa kampung yang sudah benar benar masyarakatnya pergi, hewan ternak mereka, kebun mereka dan rumah mereka di tinggal begitu saja. Kini Intan Jaya khususnya kota sugapa dan beberapa kampung di sana terlihat seperti kota mati. Kota itu terlihat sangat sunyi, rumput rumput liar sudah mulai menutupi jalan jalan setapak. Jalan yang biasanya di pergunakan masyarakat untuk berjalan kaki kini sudah tidak telihat jejak lagi .Terkesan bahwa pemerintah sengaja membiarkan masyarakat terlantar begitu saja tanpa ada rasa peduli. Apakah pemerintah akan membiarkan masyarkat intan jaya terlantar begitu saja tanpa ada rasa perduli dan memberikan rasa aman bagi mereka. Atau apakah mereka akan mencari sebuah solusi baik yang bisa membangun kembali kepercayaan masyarakat kepada pemerintan kabupaten dan kepada TNI/BRIMOB.

Atasi Kelompok Bersenjata dengan Pembangunan
foto: mediaindonesia.com
      


Post a Comment

0 Comments