Ad Code

Responsive Advertisement

Invasi militer Rusia terhadap Ukraina menjadi trending topik dunia, namun 72 tahun penderitaan bangsa Papua hanya menjadi cerita sejarah.

Refleksi Anak Papua tentang Papua



    Kini kita dihebohkan dengan invasi militer Rusia yang memasuki wilayah batas Ukraina. Rusia kini makin menjadi jadi dengan melakukan serangan pada beberapa titik kota di Ukraina dan melakukan serangan bersusulan di ibukota Ukraina, kiev. Media kian berkobar dengan berita tentang pemboman dan pembunuhan serta perlawanan yang dilakukan oleh militer ukraina dan Rusia. Tak hanya militer, pemerintah ukraina secara resmi mengatakan kepada setiap pria yang berwarga negara Ukraina, yang berumur 18 - 60 untuk tetap tinggal di kota dan berdiri bersama militer Ukraina untuk berperang melawan militer Rusia yang hari demi hari mencoba menembus dinding pertahanan garis depan pasukan Ukraina.


Para veteran dan warga sipil pun tak segan berdiri untuk mempertahankan negara kelahiran mereka dari ancaman Rusia. Pemerintah Ukraina di bawah perintah presiden  Volodymyr Zelensky mengeluarkan lebih dari 10,000 pucuk senjata pada rakyat sipil yang ingin bertahan dan berperang. 


    Berbagai ancaman pun datang dari berbagai negara di dunia terhadap Keputusan presiden Rusia Vladimir Putin atas apa yang dilakukannya pada Ukraina bahwa itu tak sesuai aturan dan tak manusiawi. Namun Putin pun tak tunduk pada negara negara adidaya dan negara negara NATO (North Atlantic treaty organization). Para ahli memprediksi bahwa apa yang dilakukan Presiden Putin terhadap Ukraina karena Ukraina bukan anggota dari NATO dan dia ingin menyerang dan menguasai Ukraina sebelum mereka menjadi anggota dari NATO. Sebab jika Ukraina menjadi anggota dari NATO maka Rusia akan mengalami kesulitan untuk menyerang Ukraina karena Ukraina akan dibantu oleh negara negara anggota NATO yakni Amerika, Italia, German dan sebagainya. Walau Ukraina bukan anggota dari NATO, NATO tetap mendukung Ukraina dengan berbagai perlengkapan militer dan berbagai perlengkapan ke manusiaan seperti makanan, minum dan tenda. 


    Kini perang yang sedang terjadi di Rusia menjadi perhatian bagi semua orang di seluruh dunia. Hampir semua media di dunia heboh dan diresahikan dengan apa yang sedang kita lihat dan dengar tentang perang yang sedang di alami orang Ukraina. Hampir semua rumah makan, tempat kerja, kafe-kafe, sekolah-sekolah dan media-media ribtu akan krisis kemanusian dan invasi militer yang sedang terjadi. Sayangnya semua lupa akan Invasi militer yang dilakukan oleh militer Indonesia terhadap orang Papua. Semua orang sibuk dengan Ukraina dan Rusia sedangkan hal yang sama sedang terjadi di papua. Rakyat Papua menderita selama 62 tahun dan tidak pernah dapat perhatian dunia bahkan berita di dunia tak pernah mengekspos apa yang sedang terjadi dan dialami oleh orang Papua. Terjadi pembunuhan setiap saat, populasi manusia Papua pun berkurang dan terus berkurang. Masyarakat Papua harus melarikan diri dari ancaman aparat, tinggalkan rumah, harta benda milik mereka dan pergi ke tempat yang belum pernah mereka pergi. 


Perang antara Rusia dan Ukraina menjadi perhatian dunia dan menjadi fokus dunia namun kita harus ingat bahwa Papua bukan tanah kosong dan Papua adalah milik orang Papua, pemerintah Indonesia datang dan merusak kesejahteraan orang Papua.



Post a Comment

0 Comments